Kamis, 27 Juni 2013

[FF G - Oneshoot] Nae Oppa, Nae Sarang!



Title : Nae Oppa, Nae Sarang!
Author : @lyaalyoot (lyotssi)
Length : Oneshoot (1.643 words)
Genre : Romance, Angst
Rating : PG13+
Main Cast(s) :    - Park Jiyeon
-Im JaeBum (JB)
Other Cast :        - Park Jinyoung (JR)
Disclaimer : This FF mine! All cast(s) belong to God and their parent.
Warning : Typo. Don’t be plagiarizm. Pls, leave u’re comment after reading^^
Summary : Kumohon, berhentilah menganggapku sebagai adik kecilmu.

-Jiyeon PoV-

Aku melihat kea rah jam tanganku, jam 6.30. 30 menit lagi kan masuk sekolah. Kemana dia? Apa dia tidak masuk sekolah? Hari ini kan tahun ajaran baru untuknya. Dan, hari pertama masuk SMA bagiku. Apa dia tidak takut terlambat, atau sesuatu terjadi padanya di perjalanan? Aku menunduk dan menggoyang-goyang-kan kaki kananku khawatir.

“Hoi!” Dia sekarang sudah ada disampingku.
“Ya! JB oppa! Kemana saja kau? Aku sudah menunggumu lama disini!” Aku menumpahkan kekesalanku.
“Yang salah itu kau! Kenapa kau menungguku tanpa memberitahuku, huh? Haha” Dia benar juga. Tapi setidaknya dia harus menghargai itu bukan menertawakannya.
“Untuk apa kau menungguku?” Mukanya tiba-tiba berubah serius.
“Karna.. Karna aku menyukaimu” Apa tadi? Yang barusan aku katakana? Tidak, kenapa aku begitu jujur padanya? Mukaku langsung memerah dan aku menunduk malu.
“Ahahaha. Ya! Naedongsaeng-ie! Jangan bercanda, kita kan sudah seperti saudara!” Dia tertawa sambil mengacak rambutku.
“Ya ya ya!! Hajima!! Apa yang kau lakukan? Merusak rambutku, huh?” Dia terus saja tertawa. Aku membereskan rambutku. Di perjalanan ke sekolah kami sama-sama membisu. Dia benar, kami sudah seperti saudara. Dari kecil kami memang selalu bersama. Dia hanya menganggapku seorang adik.

“Ya! Sunbae! Apa seragam baru ini terlihat bagus untukku?” Aku memecah keheningan.
“Hmmm…” Dia melihat-lihat dan berpikir.
“Bagus, kok. Kau akan jadi adik kelas tercantik Jiyeon-ah. Haha”
“Jinjjayo?”
“Ne, haha” Ya, lagi-lagi dia bercanda. Bahkan ungkapan persaanku tadi hanyalah sebuah gurauan dari seorang anak kecil untuknya. Dia hanya tidak tau, bahwa gurauan-nya saja sudah membuat aku melayang ke langit ke tujuh.

***

“Naneun Par Jiyeon imnida. Bangapseumnida. Semoga kita akan berteman dengan baik. Gamsahamnida” Lalu aku membungkuk 90derajat. Sekarang adalah waktunya perkenalan muris-murid baru di SMA ini. Aku harap akan mendapatkan banyak teman disini.

“Jiyeon-ah!”
“Ne?” Aku menoleh kea rah suara yang memanggilku tadi.
“Aku Eunjung. Boleh aku meminta nomor handphone-mu?”
“Ah ne, boleh saja” Lalu aku memberikan nomor handphone-ku padanya.  Awal yang bagus, bukan? Sudah ada satu orang yang..mungkin akan menjadi temanku.

Aku belum mengetahui seluk beluk sekolah ini. Apa aku harus berjalan-jalan untuk melihat? Ah, bukan ide buruk. Begitu aku ingin keluar dari pintu kelas, tiba-tiba ada seorang namja yang ingin masuk. Kami hampr bertabrakan dan itu membuatku kaget.

“AAA! Ah mianhae mianhae” Ini memalukan. Berulang kali meminta maaf dan membungkuk padanya.
“Ah gwaenchana. Aku yang seharusnya minta maaf karna sudah hamper menabrakmu” Dia tersenyum sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang mungkin saja tidak gatal.
“Hmm. Ne gwaenchana” Aku menggangguk.
“Kalau begitu aku duluan ya” Kataku sambil ingin berlalu tapi, dia malah menghalauku dengan menarik tanganku.
“M-mian Jiyeon-ah. Sejak pertama kali aku melihatmu , kau terlihat sangat cantik. A-apa aku boleh meminta nomor handphone-mu?” Katanya agak kikuk dan malu.
“Nde? Ah b-boleh saja. Ini” Aku memberikan nomor handphone-ku. Baru kali ini ada namja yang berkata aku cantik selain JB oppa. Wajar saja aku terlihat kaget.

***

Aku sengaja menunggu di kantin agar bisa pulang bersama dengan JB oppa. Begitu melihatnya keluar dari kelas aku langsung memanggilnya.

“JB oppa!” Dia menoleh-noleh mencari sumber suara.
“Yeogie oppa yeogie!” Aku melambai-lambai-kan tangan ke arahnya. Lalu kam berjalan pulang bersama.
“Ah Jiyeon-ie. Bukankah anak kelas 1 pulangnya lebih cepat?” Wajar saja dia bertanya karna anak kelas 1 pulang sekitar 20 menit yang lalu.
“Aku kan ingin pulang denganmu” Kataku ber-aegyo sambil menggelayut di tangannya. Dia sama sekali tidak risih karna itu hal yang biasa aku lakukan padanya.
“Aigoo. Manis sekali kau, haha” Dia mengacak halus rambutku.
“Ya! Hajima!” Aku merapikan rambutku.
“Hm.. Oppa”
“Ne?” Dia menoleh ke arahku yang sedang menghadap jalan.
“Tadi ada namja yang meminta nomor handphone-ku”
“Wah, baguslah. Temanmu akan bertambah” Katanya sambil tersenyum lebar.
“Dia juga mengatakan aku cantik. Ah, mungkin itu hanya basa-basi seperti yang kau lakukan, haha”
“Ya! Tapi aku ini beda. Aku berkata cantik hanya padamu. Imej-ku di sekolah kan cool, haha”
“Aigoo. Haruskah aku mempercayainya, huh? Haha” Aku memasang pandangan smirk ke arahnya. Ah oppa, kumohon, jangan membuat aku jadi merasa istimewa, karna itu akan membuatku semakin berharap.

***

Malam harinya saat aku menonton televisi, aku mendapat sebuah pesan.
“Haruskah aku bergerak dari depan tivi? Aku yakin kalau itu adalah pesan dari operator, karna siapa juga yang akan mengirimkan pesan padaku” Aku meratapi diriku sendiri. Akhirnya aku membuka pesan itu.
“Huh?” Aku agak tersentak.

From : Jinyoung

“Mian Jiyeon-ah, mungkin ini terlalu tiba-tiba.  Tapi, apakah kau sudah memiliki  namjachingu?”

“Uhuk uhuk” Tiba-tiba saja aku tersedak setelah membaca pesan dari Jinyoung.
“Yaa! Apa-apaan ini? Ini memang sangat tiba-tiba. Aku harus membalas apa, hmm” Aku menggerutu sendiri.

To : Jinyoung

“Mian Jinyoung-ah. Sebenarnya aku sudah lama menyukai seseorang. Tapi bertepuk sebelah tangan , karna aku sudah ditolak, sih”

***

Jam istirahat tiba. Aku membongkar tas-ku. Ah sial, aku lupa membawa bekalku. Aku terpaksa harus pergi ke kantin.

“Jiyeon-ah!” Saat aku membereskan buku-ku. JB oppa berdiri di depan kelasku.  Aku mendekatinya.
“Ah ne? Ige mwo-ya?” Aku menunjuk sesuatu yang ada di tangannya.
“Ini bekal-mu. Omma-mu menitipkannya padaku” Dia menyerahkannya ketanganku.
“Ne, gomawo oppa”
“Ne” Dia pun berlalu pergi. Lalu beberapa teman tiba-tiba menggerumungi-ku.

“Ya!! Apa yang kalian lakukan? Aku ingin memakan bekalku” Aku sedikit risih kepada mereka yang memenuhi mejaku.
“Dia siapa, Jiyeon? Namjachingu-mu?”
“Dia sunbae kita kan? Keren sekali!”
“Siapa namanya, Jiyeon?” Mereka bertubi-tubi menanyakan itu semua padaku.
“Dia JB oppa, hanya sunbae. Yang kebetulan tetanggaku juga. Omma-ku menitipkan bekalku padanya” Aku menjelaskan.
“Oh, ne ne” Barulah mereka bubar.
“Hfft” Aku membuang nafas.
“Jiyeon-ah?”
“Apa lagi?! Dia hanya sunbae yang kebetulan dekatku!!” Aku membentak sebelum menoleh. Saat aku menoleh, ternyata itu Jinyoung.
“A-ah . Mianhae, Jinyoung” Aku benar-benar malu.
“Haha, gwaenchana Jiyeon. Pulang sekolah nanti aku ingin berbicara sesuatu padamu. Bisa kan?”
“B-baiklah”.

***

“Ige..” Dia menyerahkan tiket nonton padaku.
“I-ige mwoya?” Aku menyerngit heran.
“Aku ingin berkencan denganmu besok, Jiyeon-ah”
“T-tapi, aku..”
“Tapi kau menyukai sunbae yang tadi kan? Kau bilang kau sudah ditolak, berarti aku boleh kan berharap?”

***

Sepulang sekolah aku menunggu JB oppa lagi di kantin, karna aku tau dia pasti akan lewat sini.
“Jiyeon-ah!” Nah benarkan? Dia memanggilku.
“Ne oppa!” Aku berlari kearahnya.
“Kajja kita pulang!”
“Ne, kajja!”

“JB-ya!” Kami menoleh. Kami? Seharusnya hanya JB oppa yang menoleh. Tapi entah kenapa aku juga ikut menoleh.
“Ne, sora?” JB oppa menanggapinya.
“Ige.. Bukumu tertinggal dikelas” Sora unni menyerahkan buku itu pada JB oppa.
“Ah, gomawo”
“Ne, cheonma. Ah, apa yeoja ini yeojachingu-mu, JB?” Dia tersenyum manis padaku. Aku hanya tersenyum malu.
“Eoh, bukan. Dia temanku sejak kecil. Jadi, aku sudah menanggapnya sebagai adik. Ah, kami pulang duluan ya, Sora. Sampai nanti” JB oppa melambai kea rah Sora unni dan aku membungkuk. Sora unni pun melambai ke arah kami. Sekali lagi, perkataan JB oppa tadi membuat hatiku sakit. Aku tidak lebih hanya seorang adik untuknya. Aku hanya terlalu berharap.

“Jiyeon”
“Ne, oppa?” Dia memecah lamunanku.
“Aku sudah tau namja yang meminta nomor handphone-mu kemarin”
“Kau tau? Dari mana oppa?” Tanya-ku penasaran.
“Saat aku ke kelasmu tadi, dia melototiku haha”
“Jinyoung?!”
“Aku jadi sedih, hfft” Dia membuang nafas.
“Sedih? Wae?”
“Karna adik manisku akan diambil orang, haha”
“Aku tidak pacaran dengannya. Hanya berteman biasa, oppa. Lagi pula kalau aku pacaran, nanti kau bisa menangis kesepian. Haha” Aku tertawa.. yang di paksakan.
“Haha, apa yang kau katakana, huh?” Dia mengacak rambutku.

Kami duduk di sebuah bangku taman yang tidak jauh dari rumah kami. Tiba-tiba aku kembali teringat kata-katanya tadi. Kami sudah seperti saudara. Tapi perasaanku lebih. Dia hanya menganggap aku adik. Tapi aku tidak bisa membohongi rasa cintaku padanya. Rasa cintaku padanya bukan sebagai sekarang oppa, tapi sebagai namja.

“Jiyeon? Kau terlihat murung? Waeyo?” Dia terlihat khawatir.
“Kau punya masalah dengan namja itu?” Dia menambah daftar pertanyaannya.
“Besok, dia mengajakku kencan, oppa” Dia menggenggam tanganku. Ini bukan yang pertama kalinya tapi jantungku berdebar sangat kencang.
“Bukannya waktu itu kau bilang kau tidak pacaran dengannya? Bukankah kau pernah mengatakan kalau kau menyukaiku walau Cuma bercanda?” Jantungku berdebar semakin kencang. Aku menjauhkan tangannya dari tanganku, dia terlihat heran. Aku tiba-tiba meneteskan air mata.
“Ya, Jiyeon-ie! Kenapa kau menangis?” Dia menghapus air mataku dengan tangannya. Aku menunduk.
“Bukan.. Bukan bercanda! Aku dari dulu sampai sekarang.. Tetap menyukaimu, oppa!”
“Eh? A-aku?” Dia tersentak kaget. Aku berlari sambil menangis masuk ke dalam rumah. Aku menutup pintu kamarku lalu terduduk sambil menangis memeluk lututku. Dia.. Dia benar-benar hanya menganggapku sebagai seorang adik. Tidak lebih. Tapi bagaimana bisa aku menghilangkan perasaan ini padanya?

Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke handphone-ku.

From : Jinyoung

“Aku sedang kesepian. Bisakah kita makan ice cream bersama? Aku yang traktir^^”

Haruskah aku membuka hatiku untuk Jinyoung? Dia hanya ingin makan ice cream denganku, kan? Kenapa tidak? Bisa saja itu membuat aku kembali ceria.

Disaat aku membuka pintu pagar rumahku. Disampingnya sedang duduk tersandar seorang namja. Aku harus berusaha menjauhinya, jika aku ingin menghilangkan rasa ini padanya. Dia yang menyadariku tiba-tiba berdiri.
“Mau kemana kau?”
“Bukan urusanmu, oppa” Aku menjawab cuek tanpa berani melihat mukanya.
“Jika kau ingin pergi bersama namja itu, aku melarangnya”
“Apa hak-mu untuk melarangku? Sudahlah, aku ingin pergi, oppa” Baru selangkah aku berjalan, aku tersentak karna dia menaarik tanganku.
“Karna jika kau pergi.. Aku akan cemburu”
“Bukankah yang bilang bahwa hubungan kita hanya seperti saudara?” Aku menyerngit marah kepadanya.
“Tapi aku mencintaimu..” Dia memelukku.
“Ya, aku tau, oppa. Sebagai seorang adik, kan?”
“Anhi” Dia.. Dia dengan tiba-tiba mencium bibirku. Aku tersentak kaget. Mataku terbelalak. Jantungku berdebar sangat kencang.
“Sebagai adik? Anhi. AKu mencintaimu sebagai yeoja. Bagaimana bisa aku melakukan hal tadi kepada seorang adik, huh?” Dia tersenyum lalu kembali memelukku.
“Saranghae, oppa” Aku membalas pelukannya, lalu tersenyum.
“Nado, Jiyeon-ie”.

Aku percaya, cinta itu buta. Dia tidak peduli kau siapa. Karna cinta itu tulus.. Dari hati.

Minggu, 23 Juni 2013

Lirik Lagu B2ST - I'm Sorry







Saranghandaneun mal akkiji malgo deo manhi haejul geol
Gwichanteorado pigonhadeorado bogo sipda nege dallyeogal geol
Neoui jip apkkaji maeilmaeil neol deryeoda jul geol
Jumaren chingudeulgwaui mannambodan neowa isseojul geol
Wae ijeseoya dwineujeun huhoereul haneungeoya geuttaen alji motaetdeon geoya
I’m sorry (i’m sorry), i’m sorry, baby (i’m sorry, baby)
Wae ijeseoya dwineujeun huhoereul haneungeoya nega neomu sojunghangeoya
Joheun gieogeuro neoege namgil baraenneunde
Geuttaen eoryeosseunikka amugeotdo mollasseunikka rago
Byeonmyeongirado deureojullae geurigo nae son dasi jabajullae
Jigeumeun anirado jogeum sigani geollindaedo
Ne jarin geudaero biwodulge na gyesok i jarie isseulge
Neol doedolligien neutji ankireul barae (ne jarin geudaero biwodulge)
Daheul su eobsi meolji ankireul barae (na gyesok i jarie isseulge)
Deureun jeok eobseo jongsori kkeutnabeorin uril mideul su eobseo dojeohi
Anjeonjangchido eobsi neon naege malhae beonji neon naege oneuri anin eojega dwae beoryeotji
Dorikyeobomyeon neol ihaehagibodan jajonsim apsewo neol himdeulge han geotgata
Mianhaene ane imi eopgetji nan neoege chueogeuro namatgetji nan
Deo miryeoneobsi ijeoya handaneungeol ara malcheoreom swipjianketjiman
I’m sorry (i’m sorry), i’m sorry, baby (i’m sorry, baby)
I’m sorry (i’m sorry), i’m sorry, baby (i’m sorry, baby)
Nannegaeobsin modeunge iksukhaji anha nega nareul deo jal aljanha
Joheun chueongmaneul neoege jugosipeonneunde
Geuttaen eoryeosseunikka amugeotdo mollasseunikkarago
Byeonmyeongirado deureojullae geurigo nae son dasi jabajullae
Jigeumeun anirado jogeum sigani geollindaedo
Ne jarin geudaero biwodulge na gyesok i jarie isseulge
Haruiteul sigani jina deo seonmyeonghaejineun neo
Saranghandan mari wae ijeya ibe maemdoneun geolkka
Ijen al geot gateunde deo jal hal su inneunde
Neomu neujeobeorin huhoe neoneun meolli sarajyeoganeunde
Geuttaen eoryeosseunikka amugeotdo mollasseunikkarago
Byeonmyeongirado deureojullae geurigo nae son dasi jabajullae
Jigeumeun anirado jogeum sigani geollindaedo
Ne jarin geudaero biwodulge na gyesok i jarie isseulge
Neol doedolligien neutji ankireul barae (ne jarin geudaero biwodulge)
Daheul su eobsi meolji ankireul barae (na gyesok i jarie isseulge)

Lirik Lagu After School - First Love







[All] Na na na na na na na
Na na na na na na na
Na na na na na na na na (x2)
[Nana] Geuttae cham eoryeotjyo naneun neoman boyeotjyo
Amugeotdo pillyo eobseo hamkke hal su itdamyeon
[Lizzy] Cham manhido ssawotjyo byeolgeo anin geotdeullo
[Raina] Dorikyeo saenggakhaebomyeon nan useumman nawayo
[Uee] Gakkeum ni sosigi gunggeumhae jugeul geot gatjiman
[Jooyeon] Ijewa eojjeol su eomneun geureon saijanhayo
[E-Young] Gakkeum ni saenggagi tteoolla neomu bogo sipjiman
[Kaeun] Geunyang mudeodullaeyo areumdaun gieogeuro
[Raina] Cheossarang ijeul su eomneun naesarang
Waeiri apeungeongayo neoman gieokhamyeonyo
[Jung Ah] Cheossarang sorichyeo bulleo aejeolhan i moksoriga
Neoege daheul su isseul ttaekkaji eonjena
[All] Na na na na na na na
Na na na na na na na
Na na na na na na na na (x2)
[Kaeun] Yeoboseyo i hanmadiga eoryeowo jeonhwajocha geolji motae
Mianhaeyo deo jalhaejuji motae geudaega neomu antakkawo
[E-Young] Deoneun angil su eopgetjyo kkumsogeseojocha
[Uee] Dasin apeuji malgo haengbokhae geudael wihae na gidohalge
[Lizzy] Jinagan chueogi areungeoryeo amugeotdo hal su eobtjanha
[Jung Ah] Waeiri babo gateunji nae moseubi
[Raina] Cheossarang ijeul su eomneun naesarang
Waeiri apeungeongayo neoman gieokhamyeonyo
[Jung Ah] Cheossarang sorichyeo bulleo aejeolhan i moksoriga
Neoege daheul su isseul ttaekkaji eonjena
[Nana] Nun gamabwa jigeum i sungan nunmuri heulleo i sungan
[Jooyeon] Wae ireoke hansimhage ajik neoreul itji motago
[Raina] Eojjeol su eobsi haengbokhagil bilgeyo
[All] Na na na na na na na
Na na na na na na na
Na na na na na na na na (x2)